Mafia BBM Subsidi Disinyalir Kembali Marak Kabupaten Tanggerang
Tanggerang, Bandunginvestigasi.com -- Aksi Mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kabupaten Tangerang kembali menjadi sorotan di Masyarakat. Setelah sebelumnya berhenti karena tindakan tegas Aparat Penegak Hukum (APH), kini dugaan Mafia BBM atau penimbunan minyak ini terindikasi kambuh lagi usai aktivitas para Mafia BBM ini diketahui Masyarakat. Pada Rabu (12-2-2025)
Dalam menjalankan aksinya, para mafia solar ini membeli solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) Pertamina. Saat pengisian solar terdapat selang yang tersambung di tandon air (kempu) yang ditaruh di bak truk. Terdapat 2 hingga 3 kempu dalam bak truk tersebut. 1 kempu bisa menampung hingga 1 ton atau 1000 liter.
Setiap transaksi pembelian solar di SPBU dilakukan dengan menggunakan barcode MyPertamina. Namun belum diketahui barcode tersebut milik atas nama sopir dan nopol truk tersebut atau bukan.
Beberapa SPBU di Kabupaten tangerang yang selama ini sering menjadi tempat transaksi pembelian Solar Subsidi tersebut diantaranya SPBU 34-157-03 Sempur Jayanti, SPBU 34-156-03 Sumur Bandung Jayanti, dan SPBU 34-157-08 Bojong Cikupa Kabupaten Tanggerang - Banten.
Informasi yang diterima oleh media ini menyebutkan, bahwa dugaan praktik mafia BBM oleh pemain lama dengan melibatkan petugas SPBU.
"Kelihatanya dilakukan oleh pemain lama. mereka kini mulai berani beraksi lagi. Dalam menjalankan aksinya, dugaan kita juga ada keterlibatan petugas SPBU," Kata salah seorang warga sekitar yang namanya tidak mau dipublikasikan.
"Kita berharap para penegak hukum bisa bertindak para mafia BBM Subsidi yang merugikan negara dan merampas hak rakyat kecil," tambahnya dia.
Seperti diketahui, sebagaimana pasal 55 Undang Undang Republik Indonesia No.22 tahun 2001 tentang minyak dan Gas Bumi yang menyebutkan setiap orang yang menyalahgunakan pengangkutan dan/atau Niaga Bahan Bakar Minyak yang disubsidi pemerintah dipidana dengan hukuman paling lama enam tahun dan denda paling tinggi 60 miliar.
Sementara bagi SPBU yang menjual BBM tersebut sehingga pembeli dapat melakukan penimbunan atau penyimpanan tanpa izin, dapat dipidana dengan pasal 56 Kitab undang Undang pidana (KUHP).
Dipidana sebagai pembantu kejahatan
• Sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan
• Sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.
Jika unsur kesengajaan pada pasal di atas terpenuhi, maka pihak SPBU dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindak pidana pembantuan. mereka dapat dianggap membantu orang lain melakukan penimbunan dan/atau penyimpanan BBM yang melanggar hukum.
(Red/Naufal)